Langsung ke konten utama

Postingan

Tari Likuari

Postingan terbaru

Reba

  Reba merupakan upacara syukuran atau keberhasilan panen, dan untuk kesehatan jiwa raga. Reba dilaksanakan setiap tahun mulai bulan Desember sampai Februari sebelum perayaan rabu abu. Bagi umat Katholik, Reba melibatkan komunitas masyarakat yang ada berjumlah ratusan orang dengan menggunakan pakaian adat. Tahapan Reba adalah sebagai berikut : Dheke Reba: Pemapan dalam satu suku (woy) untuk memecahkan seluruh pertikaian didalam suku. Apabila semua mencapai kesepakatan mereka akan dilanjutkan dengan tarian Reba. Tarian Reba adalah suatu bentuk tarian ditengah kampung yang membentuk suatu Lingkaran serta diiringi pantun dan syair yang silih berganti antara wanita dan pria. Seluruh keluarga melaksanakan kesepatan yang dibuat bersama (rekomendasi keluarga) dijalankan selama 1 tahun.

kotakea

  Salah satu kebudayaan daerah yang diwariskan secara turun temurun adalah Busana atau pakaian tradisional yang dimiliki oleh suku-suku bangsa di Papua yang secara umum dihari ini dikenal dengan nama Koteka. Adalah menarik dan unik ketika kita berbicara mengenai pakaian tradisional suku-suku bangsa di Papua terutama mereka yang hidupnya pada wilayah ekologis pegunungan tengah yang juga memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Koteka menurut cerita mitos penciptaan manusia di pegunungan tengah hadir bersamaan dengan kehadiran manusia artinya tidak dibawa masuk oleh orang atau suku bangsa lain dari luar suku bangsa mereka dan koteka merupakan milik mereka sendiri.

tinju adat

  Ritual Etu diselenggarakan setiap tahun berdasarkan pada perputran bulan (kosmologi). Dalam perspektif upacara perspektif upacara ritual pertanian merupakan suatu pesta dengan kultur bulan yang mengikat suatu masyarakat dalam tradisi yang teratur berdasarkan peredaran bulan setahun.Upacara Etu (Tinju Tradisional) meliputi beberapa tahap upacara dengan kegiatan dan waktu yang ditentukan. Setelah tiba waktu yang ditetapkan, upacara Etu mulai dilaksanakan tahap demi tahap sampai mencapai puncaknya pada waktu Etu (Tinju Tradisional)

Pasola

Pasola merupakan suatu bentuk aktivitas masyarakat yang sangat berhubungan dengan prosesi ritual dan kepercayaan masyarakatnya terutama Marapu. Pasola secara simbolik merupakan suatu perwujudan yang meligitimasi keseluruhan aktivitas upacara yang tengah berjalan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah ritual menyambut datangnya panen. Pasola merupakan suatu rangkaian upacara yag meminta berkah kesuburan lahan pertanian pada para leluhur dan Marapu. Oleh karena itu, keberadaan pasola sangat penting dalam sistem politik tradisional. Pasola tidak hanya memperlihatkan sebuah atraksi dan pertarungan antar dua kelompok juga memperlihatkan kontestasi dan relasi kekuasaan yang masuk secara masif dalam setiap elit tradisional untuk memperkuat identitasnya sebagai suku yang bermartabat

Tenun ikat sumba

  Kain tenun ikat adalah kain tenun yang pembuatan motifnya menggunakan teknik ikat. Teknik ikat dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari benang, dengan maksud agar bagian-bagian yang terikat itu tidak terwarnai ketika benang dimasukkan kedalam cairan pewarna. Bagian-bagian yang diikat telah diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga setelah ditenun akan membetuk motif-motif yang sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan bagian benang yang diikat, tenun ikat dapat dibedakan ke dalam tiga jenis: - Tenun Ikat Lungsin Kain tenun ikat ini dinamakan lungsin, karena motif-motifnya dibuat dengan mengikat bagian-bagian benang lungsin/vertikal dalam proses pewarnaan. - Tenun Ikat Pakan. Jenis kain tenun ikat yang motif-motifnya dibuat dengan mengikat bagian benang pakan/horisontal dalam proses pewarnaan. - Tenun Ikat Ganda atau Gringsing. Jenis tenun ikat ini adalah jenis yang paling sulit pembuatannya. Hal ini disebabkan bagian benang, baik benang lungsin /vertical maupun benang pakan/horizon

Caci

    Caci merupakan kesenian tradisional masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Kata caci terdiri dari dua suku kata, yaitu ca yang berarti satu dan ci berarti paksa. Secara harfiah, caci berarti satu lawan satu, saling memukul dan menangkis. Permainan caci dilakukan oleh dua kubu yang terdiri dari penangkis dan pemukul. Pemenang dalam permainan ini adalah orang yang telah berhasil melukai lawannya di bagian wajah. Apabila mengenai bagian tubuh yang lain maka tidak akan diperhitungkan, dan tidak boleh memukul pada bagian tubuh mulai dari pinggang ke bawah. Di sela-sela permainan cad, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari (danding) dan bernyanyi (mbata) dengan penuh suka cita sambil berjalan secara teratur membentuk lingkaran. Dalam permainan ini, kubu tidak dimaknai sebagai lawan, namun teman bermain. Anggapan kubu sebagai lawan juga didasari oleh esensi dari caci sendiri yaitu menguatkan semangat kekeluargaan. Permainan caci menjadi wujud ungkapan syukur masyarakat